Kosen

Ketemu orang Indonesia di Jepang biasa datang pertanyaan
"Pelajar mas? Undergraduate atau Master? Di kampus mana?"
Dari teman-teman di Indonesia pun muncul pertanyaan serupa
"Universitas mana?"
Padahal S1 juga bukan.

   Di Indonesia aku memang sudah sempat masuk kuliah selama sekitar 1 semester, lalu dapat kesempatan beasiswa D3 monbusho penerima beasiswa ini dilatih bahasa Jepang selama setahun, lalu disebar ke kosen di penjuru Jepang.
   Termasuk Asahikawa kosen, kebanyakan kampus kami terletak di kota kecil, jauh dari pusat kota, ada yang terletak di seberang sawah, bahkan ada yang terletak di pulau kecil. Suasana yang tenang, jauh dari keramaian membuat kosen tempat yang kondusif untuk belajar (omong kosong).

   Apa itu kosen? Tempat tinggal mahasiswa yang rumahnya jauh? Bukan. Kebanyakan belum pernah mendengar kata ini. Kosen adalah singkatan dari 'kokuritsu koutou senmon gakkou kikou' atau yang kira-kira berarti sekolah menengah atas kejuruan negeri. Mungkin kalau di Indonesia paling mirip dengan SMK (yang lulusan SMK silakan komentarnya). Lulusan SMP di Jepang bisa mendaftar untuk masuk kosen. Di sini mereka belajar selama 5 tahun tetapi setelah lulus, bisa langsung melanjutkan ke tingkat 3 (atau di beberapa jurusan tingkat 2) di universitas. Karena itu, 2 tahun tambahan di kosen bisa dianggap seperti tingkat 1 dan 2.
   Biasanya setelah lulus, banyak siswa yang memilih untuk langsung masuk ke perusahaan. Kosen memiliki jam yang lumayan banyak untuk praktikum, selain itu tambahan 2 tahun membuat lulusan kosen lebih dicari oleh perusahaan dibanding lulusan SMA.
   Selain melanjutkan ke universitas dan masuk ke perusahaan, kosen juga menyediakan tambahan 2 tahun (advanced course). Waktu tersebut lebih difokuskan ke riset (terutama lanjutan dari riset tahun ke 5) dibanding pelajaran. Lulusan advanced course bisa langsung melanjutkan ke S2.
   Untuk pelajar asing, kami dimasukkan ke kelas 3 kosen. Setara dengan kelas 3 SMA.

   Untuk pelajar dari Indonesia, rata-rata perjalanan kami seperti ini; lulus dari SMA, daftar beasiswa monbukagakusho D3, masuk kuliah 1 semester (ada juga yang 3 bahkan sampai 5 semester), lulus beasiswa, belajar bahasa Jepang selama 1 tahun, terus balik lagi ke kelas 3 SMA. Teman-teman seangkatan sudah lulus, kami baru lulus kira-kira 3 tahun setelahnya.
   Apa ngga rugi umur?
   Itu cuma masalah perspektif sih. Yang beda kan cuma waktu lulusnya. Kalau serius dipakai untuk belajar, aku sih tidak melihat kerugian.
   Keuntungan lain yang kami dapat di sini antara lain:
   > Beasiswa yang cukup besar. Tergantung kebutuhan, ada yang memakainya untuk foya-foya, jalan-jalan, tabungan, membantu orang tua dan lain-lain, tergantung kebutuhan.
   > Belajar bahasa Jepang langsung. Menurutku perbedaannya cukup besar jika kita belajar bahasa di negara sendiri, di mana kita bebas kapan mau memakainya dibanding kita belajar di negaranya langsung. 'Kalau aku tidak bisa menggunakan bahasa Jepang, aku tidak akan hidup di sini' adalah kata-kata yang terus kuulang di kepala. Walaupun keuntungan ini tidak hanya untuk penerima beasiswa D3, karena yang lain juga sama-sama belajar bahasa Jepang.
   > Masuk kosen itu sendiri. Ini preferensi masing-masing sih, ada juga teman yang sepertinya menganggap kosen itu produk gagal, usaha yang dibuat Jepang untuk menggenjot produksi setelah kalah perang dunia. Tapi tetap saja ini pengalaman yang menyenangkan, terutama buat yang suka menonton anime, apa kalian ngga penasaran masuk SMA di Jepang hahaha

   Dibandingkan dengan universitas, bentuk kosen lebih mirip SMA. Di Asahikawa kosen, kami dibagi ke kelas berdasarkan jurusan; mekanik, listrik, sistem pemrograman, kimia material. Setiap hari kelas yang sama, ketemu teman yang sama. Di kosen juga ada OSIS, yang menyelenggarakan acara-acara tahunan seperti pekan olahraga dan festival sekolah. Lalu ada juga klub-klub olahraga.
   Tapi jangan bayangkan kalian dapat kekuatan super, bisa berantem dengan senior, godain perempuan kelas sebelah, dan hal lain yang kalian lihat di anime yang mengangkat tema kehidupan sekolah. Pertama, kami sadar bahwa kami adalah orang asing. Dari sudut pandang itu saja, sudah ada dinding berlapis-lapis yang harus dilewati kalau ingin keberadaan kami diakui.

Beasiswa monbukagakusho
http://www.id.emb-japan.go.jp/sch_slta.html
Gambaran tingkatan di kosen
http://www.kosen-k.go.jp/english/education-system.html

Komentar

Postingan Populer