Karena itu bukan kehilanganku, tidak seharusnya aku bersedih

Warcraft III Game lama yang dulu aku mainkan. Setelah melihat lagi di youtube, yang kuingat adalah hal lain.

Seharusnya aku bisa lebih berempati.

Aku pernah main Warcraft 1 atau 2, dimana ras yang bisa dimainkan baru 2, human sama orc, gambar masih 2 dimensi. Karakter yang kuingat dari ras manusia ada paladin, yang punya hp dan serangan tinggi, lalu ada gryffin rider, yang punya serangan area. Dari orc, ada penyihir berkuda yang bisa menghidupkan terngkorak dari mayat, lalu ada naga yang juga mempunyai serangan area. Itu aku mainkan di awal tahun 2000. Atau bahkan mungkin sebelum itu.

Lalu di kelas 6 sd, guru komputerku memperkenalkan aku ke game DotA. Mungkin bapaknya juga bingung mau mengajar apa lagi, biasanya 30 menit terakhir dibebaskan untuk main apa saja, dan kebetulan di lab komputer waktu itu ada DotA. Jadi ya main itu, LAN melawan teman sekelas. Karena tidak semua komputer ada DoTA, aku beberapa kali menggunakan 1 komputer bersama temanku. Kalau heronya mati, kami bergantian. Saat pemilihan hero ada 4 tavern, dan di tavern ke 4, ada Jakiro. Kupikir karena dia ada di tempat yang jumlah heronya masih sedikit, dia adalah salah satu karakter yang sangat kuat. Tapi biasanya aku dan temanku itu mati berkali-kali, bahkan oleh towert. jadi 30 menit tidak pernah cukup. Walaupun begitu, aku ingat guruku pernah bilang kalau ada yang bisa tembus tower 3 dalam 30 menit.

DotA adalah custom game dari Warcraft III Frozen Throne, dan karena aku pernah memainkan game pendahulunya, aku juga ingin mencoba game ini. Akupun membeli kasetnya. Bajakan, tentunya. Ada kaset asli, dijual di toko game dan hobi, dilapisi kaca, dipajang di tengah ruangan. Tapi harganya kalau tidak salah 300 ribu rupiah. Sebenarnya harga yang wajar untuk sebuah game. Tapi harga bajakannya hanya 10 ribu.

Campaign dari game tersebut ber-genre real time strategy dimana kita sebagai komandan pasukan harus menentukan pekerja, membuat bangunan, dan menyerang musuh. Aku dan adik-adikku pun membuat profile di dalam game tersebut untuk menyimpan data sampai dimana progres dari misi campaign kami.

Saat itu, dibandingkan dengan menyelesaikan cerita utamanya, aku lebih sering bermain DotA. Dan seringkali, untuk bermain bersama menggunakan LAN, versi Warcraftnya harus sama. Karena itu berkali-kali aku mengganti versi gamenya. Aku tidak begitu yakin, tapi belakangan aku pikir, bisa jadi itu menghapus profile yang kita miliki dalam game.

Dan sampai sekarang aku masih ingat, ketika adikku mencoba untuk mencari profilenya yang hilang. Profile milikku masih ada, tapi miliknya tidak. Dia beberapa kali masuk dan keluar dari game, tapi simpanan datanya tidak kunjung kembali. Hilang. Akhirnya dia tidak memainkannya lagi. Seingatku waktu itu aku hanya diam dan merasa biasa saja, tapi entah kenapa, sekarang aku berkali-kali dihantui dengan kesedihan, yang bahkan bukan milikku.

Komentar

Postingan Populer