Mari Berolahraga
Dahulu, ketika teknologi belum semaju sekarang, ketika kita ingin berbicara, kita harus bertemu langsung dengan lawan bicara kita. Ketika ingin membeli barang, kita harus pergi ke tempat barang itu dijual. Namun, di masa dimana semuanya dihubungkan dengan Internet, percakapan, pekerjaan, jual-beli, bahkan olahraga pun bisa dilakukan di Internet. Walaupun memang olahraga yang bukan menggunakan kekuatan fisik tapi stamina mental.
Anak millenial yang mempunyai akses ke Internet, hampir bisa dipastikan mengenal yang namanya e-Sport. Belasan tahun yang lalu, mungkin yang bisa dipertandingkan baru sebatas permainan seperti catur, namun seiring perkembangan jaman, permainan seperti Age of Empires, Counter Strike, DotA dan sebagainya juga bisa dimainkan.
Jaman dahulu, kalau bukan profesional, sulit untuk mencari lawan yang sepadan. Tapi dengan adanya pencarian lawan menggunaakan Internet, bisa dicarikan lawan dengan kemampuan yang mirip dengan kemampuan kita. Tidak hanya lawan, Internet juga membuat permainan kita bisa dikomentari oleh orang yang lebih ahli.
Disini aku ingin menunjukkan sebuah kanal Youtube bernama WinterStarcraft. Hampir seluruh isinya tentang Starcraft II, mulai dari cast turnamen profesional, sampai ke pertandingan pemain baru. Di pertandingan profesional, banyak pertempuran sengit yang terjadi, namun di pertandingan kelas bawah - yang videonya dinamai Bronze League Heroes - Winter mengomentari semua hal tidak penting yang dilakukan pemain. Lalu ada juga Angry Coach dimana penonton bisa mengirimkan replay (dan sejumlah uang tentunya) untuk dikomentari. Disana kita bisa belajar cara bermain yang lebih baik (Winter ada di kelas grandmaster) dengan tuntunan yang menghibur.
Selain itu, ada juga sesi yang tidak kalah menarik yang dinamakan Eyes of a progamer. Ya, pertama kali juga aku baca programmer, tapi maksudnya adalah pemain profesional. Memang pada olahraga fisik, kita juga bisa melihat tayangan ulang dari pemain profesional dan menganalisa gerakannya. Tetapi di e-Sport, kita bahkan bisa melihat apa yang pemain lihat dan dari sana kita perkirakan alur berpikir pemain tersebut.
Namun, untuk menjadi pemain profesional, mereka hanya bermain? Itu juga hal yang dulu aku pikirkan pada para atlit profesional. Semisal pemain bola, "asyik sekali mereka, main saja dikasih uang" pikrku dulu. Tapi kenyataan tidak semanis itu Fergusso, atlit harus berlatih secara konstan untuk menjaga kekuatan mereka sampai di hari pertandingan.
Seperti itu juga atlit e-Sport profesional, mereka harus menjaga kecepatan mereka supaya tetap bisa tampil optimal di pertandingan sesungguhnya.
e-Sport memang menyenangkan, namun olahraga fisik juga tetap perlu untuk menjaga kesehatan. Pemain e-Sport profesional saja punya jadwal olahraga (setidaknya dalam jaringan), masa kita tidak? Mari berolahraga!
referensi:
1. https://esportsobserver.com/optimum-player-training-time/
2. https://www.pcworld.com/article/221388/professional_gamers_a_day_in_the_life.html
3. https://www.quora.com/How-does-a-day-training-of-a-Dota-2-pro-player-look-like
Anak millenial yang mempunyai akses ke Internet, hampir bisa dipastikan mengenal yang namanya e-Sport. Belasan tahun yang lalu, mungkin yang bisa dipertandingkan baru sebatas permainan seperti catur, namun seiring perkembangan jaman, permainan seperti Age of Empires, Counter Strike, DotA dan sebagainya juga bisa dimainkan.
Jaman dahulu, kalau bukan profesional, sulit untuk mencari lawan yang sepadan. Tapi dengan adanya pencarian lawan menggunaakan Internet, bisa dicarikan lawan dengan kemampuan yang mirip dengan kemampuan kita. Tidak hanya lawan, Internet juga membuat permainan kita bisa dikomentari oleh orang yang lebih ahli.
Disini aku ingin menunjukkan sebuah kanal Youtube bernama WinterStarcraft. Hampir seluruh isinya tentang Starcraft II, mulai dari cast turnamen profesional, sampai ke pertandingan pemain baru. Di pertandingan profesional, banyak pertempuran sengit yang terjadi, namun di pertandingan kelas bawah - yang videonya dinamai Bronze League Heroes - Winter mengomentari semua hal tidak penting yang dilakukan pemain. Lalu ada juga Angry Coach dimana penonton bisa mengirimkan replay (dan sejumlah uang tentunya) untuk dikomentari. Disana kita bisa belajar cara bermain yang lebih baik (Winter ada di kelas grandmaster) dengan tuntunan yang menghibur.
![]() |
Winter kecewa dengan hal yang dilakukan pengirim |
Selain itu, ada juga sesi yang tidak kalah menarik yang dinamakan Eyes of a progamer. Ya, pertama kali juga aku baca programmer, tapi maksudnya adalah pemain profesional. Memang pada olahraga fisik, kita juga bisa melihat tayangan ulang dari pemain profesional dan menganalisa gerakannya. Tetapi di e-Sport, kita bahkan bisa melihat apa yang pemain lihat dan dari sana kita perkirakan alur berpikir pemain tersebut.
Namun, untuk menjadi pemain profesional, mereka hanya bermain? Itu juga hal yang dulu aku pikirkan pada para atlit profesional. Semisal pemain bola, "asyik sekali mereka, main saja dikasih uang" pikrku dulu. Tapi kenyataan tidak semanis itu Fergusso, atlit harus berlatih secara konstan untuk menjaga kekuatan mereka sampai di hari pertandingan.
Seperti itu juga atlit e-Sport profesional, mereka harus menjaga kecepatan mereka supaya tetap bisa tampil optimal di pertandingan sesungguhnya.
e-Sport memang menyenangkan, namun olahraga fisik juga tetap perlu untuk menjaga kesehatan. Pemain e-Sport profesional saja punya jadwal olahraga (setidaknya dalam jaringan), masa kita tidak? Mari berolahraga!
referensi:
1. https://esportsobserver.com/optimum-player-training-time/
2. https://www.pcworld.com/article/221388/professional_gamers_a_day_in_the_life.html
3. https://www.quora.com/How-does-a-day-training-of-a-Dota-2-pro-player-look-like
Komentar
Posting Komentar